Ukuran : 15,5 x 24 cm
Stunting adalah suatu situasi dimana seseorang mempunyai tinggi badan sehat dianggap tidak proporsional jika dibandingkan dengan umur orang Indonesia yang sehat. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan dan produktivitas seseorang di masa depan.
Stunting hingga saat ini menjadi masalah prioritas untuk ditangani pemerintah Indonesia. Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifk dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak, dan pencegahan stunting. Sejalan dengan inisiatif Percepatan Pencegahan Stunting, pemerintah meluncurkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000 HPK.
Berbagai program gizi sensitif dan gizi spesifik telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah stunting. Namun pelaksanaan program harus bersifat konvergen, agar memberikan hasil yang optimal. Sangat disayangkan belum semua pemerintah daerah memahami konsep konvergensi intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik.
Pencegahan anak stunting memerlukan koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Daerah, dunia usaha, masyarakat umum dan lainnya. Presiden dan Wakil Presiden telah berkomitmen untuk memimpin langsung upaya percepatan penurunan angka prevalensi anak stunting sehingga penurunannya dapat terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan peran perguruan tinggi untuk mendampingi pemerintah daerah dalam merencanakan dan menimplementasikan programnya. Pendampingan merupakan salah satu metode yang efektif untuk memfasilitasi dan penguatan kapasitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam mempercepat capaian sutau tujuan pembangunan, daam hal ini untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting.
Pada buku ini dijelaskan semua tahapan Kegiatan
pendampingan yang dilakukan di Kabupaten TTU karena kabupaten ini termasuk 100
kabupaten prioritas penanganan stunting tahap 1 (TNP2AK, 2017). Dilihat
dari tingkat keseriusan masalah stunting, Kabupaten TTU memiliki
prevalensi stunting sangat tinggi, yaitu sebesar 39,90%, sehingga
termasuk kategori masalah serius. Kabupaten TTU memiliki sepuluh (10) desa
lokus stunting di tujuh (7) wilayah kecamatan. Dalam kegiatan ini ada 8
program yang terdisi dari 4 Program untuk intervensi gizi sensitif dan 4
program untuk intervensi gizi spesifik. Kegiatan pendampingan melibatkan para
dosen sebagai Pendamping Program yang memiliki kompetensi sesuai bidang
keilmuan, dan melibatkan mahasiswa sebagai sarana untuk pembelajaran.