Ringkasan

Hubungan antara al-Quran dan seni sastra tidak dapat dipisahkan, karena al-Quran diberikan kepada masyarakat yang memandang bahasa dan sastra sebagai indikator kecerdasan dan status sosial. Bangsa Arab terkenal sebagai ahli sastra, dan bahasanya diakui sebagai bahasa dengan kosakata terkaya di dunia.

Al-Quran dapat diibaratkan sebagai intan yang memancarkan cahaya dari setiap sudutnya, dan sering kali orang yang membacanya akan menemukan lebih banyak makna daripada yang dapat kita lihat sendiri. Gambaran ini mencerminkan bahwa al-Quran sebagai teks memberikan peluang bagi banyak orang untuk menemukan berbagai makna di dalamnya. Para ahli tafsir dengan berbagai metode yang mereka gunakan sering kali memiliki pendekatan yang menarik untuk dieksplorasi. Mereka tidak hanya menafsirkan kata-kata dalam setiap ayat, tetapi juga mengaitkannya dengan fiqh, politik, ekonomi, tasawuf, sastra, kalam, dan disiplin ilmu lainnya.

Buku "Corak Sastra Tafsir Al-Qur'an: Studi atas Tafsir Al-Azhar Karya Hamka" mengulas al-Quran dan tafsir Indonesia, corak sastra dalam tafsir al-Quran, peran Hamka dan Tafsir Al-Azhar, serta menganalisis Corak Sastra Al-Quran dalam Tafsir Al-Azhar.

Penulis buku Corak Sastra Tafsir Al-Qur'an: Studi atas Tafsir Al-Azhar Karya Hamka ini adalah Dr. Hasani Ahmad Said, seorang dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.