Ringkasan

Proses penyebaran Islam di wilayah Sunda adalah hasil dari asimilasi dan akulturasi antara budaya-budaya yang berasal dari Arab, Persia, dan India dengan budaya lokal Sunda, yang kemudian membentuk kebudayaan Islam Sunda yang ada saat ini.

Terdapat dua faktor yang mempermudah penerimaan agama Islam oleh masyarakat Sunda. Pertama, ajaran Islam yang sederhana dan mudah disesuaikan dengan kebudayaan Sunda, termasuk ajaran tentang akidah, ibadah, dan akhlak yang sesuai dengan jiwa dinamis orang Sunda. Kedua, Islam masuk ke dalam kehidupan masyarakat Sunda melalui pendidikan dan dakwah, bukan melalui penaklukan atau paksaan.

Pengaruh Islam pada kehidupan orang-orang Sunda dapat dilihat dalam berbagai aspek hukum adat yang mereka praktikkan. Nilai-nilai seperti cageur (sehat), bageur (bahagia), someah kasemah (rendah hati), dan nyaah kasasama (saling tolong menolong) sesuai dengan ajaran Islam.

Kedatangan Islam di wilayah Sunda telah membawa perubahan sosial dan tradisi yang menjadi bagian dari budaya masyarakat. Salah satu contohnya adalah dalam perayaan wuku taun di masyarakat Kampung Adat Cikondang.

Hubungan antara Islam dan Budaya Sunda adalah satu kesatuan yang dapat dipelajari dan dipahami oleh masyarakat Kampung Adat Cikondang dan masyarakat Jawa Barat secara umum, terutama oleh mereka yang tertarik pada sejarah dan budaya. Studi mengenai Islam dan Budaya Sunda juga penting bagi mahasiswa yang mengambil jurusan sejarah Islam dan Budaya, Adab dan Humaniora, dakwah dan komunikasi, serta ushulludin.

Buku "Islam dan Budaya Sunda" ini membahas Islam dari segi sejarah politik, budaya, ekonomi, sosial, seni, dan berbagai aspek sejarah serta kekhasan budaya Islam. Buku ini juga bertujuan untuk mendidik khalayak umum dengan menggabungkan pengetahuan agama dan teori sosial. Buku "Islam dan Budaya Sunda" ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa program studi sosial dan ilmu budaya.